Kamis, 17 Februari 2011

Pergolakkan Mesir Dalam Persatuan Dan Kesatuan Negara

Nama : Indah Faridah
Kelas : 2 EA 15
NPM : 13209454
Tugas : Softskill (Pendidikan Kewarganegaraan)
Dosen: Pak Budi Siswanto


Mesir Berdarah Karena Roti, Krisis Pangan, dan Pergolakan Arab, Kaum Muda Bangkit. Sepotong Roti.. Munif Attamimi, Mahasiswa Pasca Sarjana Islamic International University Jurusan Islamic Thought asal Situbondo, Jawa Timur, mengisahkan kepada Tribunnews.com tentang sebab musabab revolusi yang sedang terjadi di Mesir.

Menurut Munif protes besar-besaran yang dilakukan rakyat Mesir faktor utamanya karena soal ekonomi terkait dengan harga-harga bahan pokok yang melonjak tinggi. “Masalah utamanya adalah soal perut, ketika orang sudah mulai merasa kelaparan maka yang terjadi adalah sesuatu yang anarkis,” ujar Munif kepada tribunnews.com, Selasa (1/2). Pekan lalu Munif masih berada di Kairo untuk bertemu dengan rekan-rekannya yang kuliah di Universitas Al Azhar Kairo. Munif terpaksa meninggalkan Kairo dan kembali ke Pakistan karena suasana kisruh di Kairo. Lebih lanjut, Munif menjelaskan revolusi Mesir itu tepatnya bisa dikatakan gara-gara roti yang menjadi makanan pokok rakyat negeri Fir’aun tersebut. “Orang Mesir itu makanan utamanya roti, kenapa mereka sekarang marah? karena harga gandum yang jadi bahan utama Roti mahal. Wajar saja jika mereka marah terhadap Husni Mubarok dan menuntut mundur,” ujar Munif. Munif menambahkan kondisi mahasiswa Indonesia yang berada di Mesir saat ini masih dalam kondisi relatif aman. Mereka diungsikan ke empat titik yang dianggap aman dari keributan. “Mahasiswa-mahasiswa Indonesia kebanyakan mengungsi di kantor PPMI, kantor KBRI, Konjen dan kantor sekretariat kerukunan warga Jawa Tengah. Insya Allah itu tempat yang aman bagi mereka,” ujar Munif.


KEAMANAN GLOBAL
Krisis Pangan dan Pergolakan di Arab

PETAKA politik di Tunisia dan Mesir serta keresahan yang merambat di beberapa negara di kawasan Arab ternyata diawali sejumlah masalah dasar. Salah satunya, krisis pangan di berbagai tempat di wilayah itu. Warga sulit mendapatkan harga pangan yang murah. Harga pangan terus melambung. Kasus di wilayah ini menjadi perhatian dunia karena menjadi contoh awal dampak krisis pangan tahun ini. Meski pergolakan politik di Tunisia dipicu kasus penempelengan pedagang buah, Mohammed Bouazizi (26), pada 17 Desember tahun lalu oleh seorang polisi, banyak analis menyebutkan bahwa krisis pangan di negara itu menjadi salah satu penyebab kejatuhan rezim Zine al-Abidine Ben Ali. Sebelum peristiwa itu, rakyat Tunisia marah karena beratnya masalah pengangguran dan tingginya harga pangan. Jumlah penganggur dilaporkan mencapai 14 persen dari usia kerja. Adapun krisis pangan di Tunisia telah membuat rakyatnya menderita karena harga pangan naik 20-30 persen pada minggu pertama Januari. Krisis pangan dilaporkan akibat musim tanam yang buruk, sementara permintaan terus meningkat. Akses untuk mendapatkan pangan di pasar dunia juga makin sulit. Kerusuhan akibat krisis pangan juga dilaporkan terjadi di Aljazair. Pengumuman kenaikan harga pangan telah menyebabkan protes besar-besaran di negara tersebut. Pekerja kereta api dan mahasiswa melakukan aksi turun ke jalan. Beberapa tempat, seperti bank, kantor polisi, dan kantor pemerintah, diserang massa. Kerusuhan di Aljazair reda menyusul pemangkasan pajak pangan hingga 41 persen. Di Amman, Jordania, ribuan warga berunjuk rasa menyusul kenaikan harga pangan. Pada pertengahan Januari lalu, mereka juga menuntut penurunan perdana menteri. Di Sudan selatan, unjuk rasa juga terjadi menyusul pengurangan subsidi pangan dan bahan bakar. Di Mesir, kenaikan harga pangan juga telah menjadi salah satu penyebab kerusuhan di negara itu. Desember tahun lalu, beberapa kalangan telah memperingatkan akan munculnya krisis pangan di negara itu. Akan tetapi, tidak ada tindakan yang nyata. Saat berdemonstrasi, warga meneriakkan tuntutan agar harga pangan segera diturunkan.
Presiden Mesir Hosni Mubarak telah meminta pemberian subsidi harga pangan serta mengupayakan pengendalian inflasi untuk meredakan unjuk rasa dan kerusuhan yang terjadi di sejumlah tempat. Kasus di Tunisia, Aljazair, Jordania, Sudan, dan Mesir, yang kemungkinan dalam waktu dekat menimpa negara lain, sebenarnya menjadi gambaran umum tentang masalah pangan dunia. Penyebab krisis pangan berasal dari dua sisi, yaitu konsumsi dan produksi. Pada sisi konsumsi, ledakan jumlah penduduk menyebabkan konsumsi bahan pangan meningkat. Pada sisi produksi, lahan pertanian berkurang, penggunaan air berubah dari kepentingan pertanian ke kepentingan warga kota, dan perubahan iklim telah menurunkan produksi pangan. Kondisi ini memunculkan spekulasi harga pangan di pasar dunia.
Prof Nouriel Roubini dari Universitas New York, yang memimpin lembaga Roubini Global Economics, termasuk yang meyakini bahwa penyebab krisis di kawasan Arab adalah krisis pangan. Akan tetapi, ia menyayangkan masalah krisis pangan sebagai akar masalah kerusuhan politik di sejumlah negara itu sepertinya tidak pernah diungkap ke permukaan. ”Yang terjadi di Tunisia dan sekarang di Mesir serta kerusuhan di tempat lain bukan hanya karena tingkat pengangguran yang tinggi, tetapi juga karena krisis pangan,” kata Roubini. Ia menyebutkan, harga pangan di Mesir pada awal Januari naik 17 persen. Hal ini akibat kenaikan harga komoditas di pasar internasional. Spekulasi harga komoditas memperparah keadaan.
Roubini menyoroti soal spekulasi ini. Ia menyatakan, pascakrisis finansial beberapa waktu lalu, para pemilik modal yang semula bermain di pasar finansial kembali ke pasar komoditas. Hasilnya? Pasar komoditas yang semula sudah dingin setelah krisis pangan 2008 kembali memanas akibat spekulasi di pasar komoditas makin meningkat. Ia mengakui, sumber utama krisis pangan adalah perubahan iklim, tetapi spekulasi harga memperparah keadaan. ”Perkembangan di Mesir sangat mungkin memengaruhi bagian lain di dunia. Hal ini akan berdampak pada pertumbuhan global,” katanya. Ia memperingatkan, unjuk rasa dan kerusuhan bisa terjadi di India, Pakistan, China, dan negara-negara di Amerika Latin apabila krisis pangan menimpa negara-negara itu.
Secara global, kondisi saat ini bisa memburuk karena sejumlah analisis menyatakan bahwa krisis pangan tahun ini makin parah sebagai dampak perubahan iklim. Indonesia, yang juga sudah diperingatkan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), sangat mungkin terkena krisis pangan. Jika ini terjadi, krisis politik pun bisa menjalar ke Indonesia. Sudah tentu masalah krisis pangan di Indonesia akan makin memanas jika masalah korupsi dan masalah kemiskinan tidak segera dicarikan jalan keluar. (ANDREAS MARYOTO)



Mesir, Revolusi Kaum Muda

Gerakan anti Presiden Hosni Mubarak di seantero Mesir terus membesar. Kompas.com melansir CNN, AP, dan AFP, melaporan, kaum demonstran itu menyesaki Tahrir Square. Kawasan tersebut setidaknya sudah dipenuhi hampir sejutaan warga. Mereka meneriakkan yel-yel meminta agar Presiden Hosni Mubarak lengser. Para pengunjuk rasa bernyanyi dan berteriak, sementara sebagian lagi memajang plakat dan spanduk berisi pesan anti-Mubarak. Ada juga yang menggantungkan boneka Presiden Hosni Mubarak di lampu lalu lintas di Tahrir Square, diikuti sorak sorai dari pengunjuk rasa. Sementara itu, kelompok-kelompok oposisi Mesir memberikan dukungan terkait unjuk rasa besar-besaran tersebut. Mereka menyebarkan pamflet-pamflet sebagai ganti diputusnya koneksi internet di seluruh negeri. “Hari ini kita bersama-sama di Tahrir Square. Ini adalah revolusi kaum muda,” demikian pendapat Georoge Issac, tokoh oposisi dari kelompok Kefaya yang dihubungi per telepon. Dalam Bahasa Inggris, “kefaya” berarti “cukup sudah”. “Kami mendukung dengan satu tujuan, melengserkan Presiden Hosni Mubarak,” tambahnya. Pada bagian lain, tokoh oposisi Ayman Nour dari Partai Al Wafd juga menyatakan dukungannya terhadap upaya unjuk rasa tersebut. Kendati demikian, belum ada informasi kalau para para tokoh oposisi ikut bergabung dengan para pengunjuk rasa di Tahrir Square.
sumber : http://www.tribunnews.com/2011/02/01/mesir-revolusi-kaum-muda


Daftar Pustaka :
http://www.tribunnews.com/2011/02/01/mesir-revolusi-kaum-muda
http://www.google.co.id

Rabu, 16 Februari 2011

Tulisan Tentang Bangsa Dan Negara

Nama : Indah Faridah
Kelas : 2 EA 15
NPM : 13209454
Tugas : Pendidikan Kewarganegaraan (Tulisan yang berhubungan dengan Bangsa Dan Negara)

BANGSA DAN NEGARA
A.Pengertian Bangsa
Bangsa adalah suatu komunitas etnik yang cirri-cirinya adalah: memiliki nama, wilayah tertentu, mitos leluhur bersama, kenangan bersama, satu atau beberapa budaya yang sama dan solidaritas tertentu. Bangsa juga merupakan doktrin etika dan filsafat, dan merupakan awal dari ideology nasionalisme. Berikut pendapat beberapa para ahli tentang pengertian bangsa:
a)      Ernest Renan (Perancis) = Bangsa adalah suatu nyawa, suatu akal yang terjadi dari 2 hal, yaitu rakyat yang harus hidup bersama-sama menjalankan satu riwayat, dan rakyatyang kemudian harus mempunyai kemauan atau keinginan hidup untuk menjadi satu.
b)      Otto Bauer (Jerman) = Bangsa adalah kelompok manusia yag memiliki kesamaan karakter. Karakteristik tumbuh karena adanya persamaan nasib.
c)      F. Ratzel (Jerman) = Bangsa terbetuk karena adanya hasrat bersatu. Hasrat itu timbul karena adanya rasa kesatuan antara manusia dan tempat tinggalnya (paham geopolitik).
Jadi dari definisi diatas, bangsa adalah suatu kelompok manusia yang memiliki karakteristik dan ciri yang sama (nama, budaya, adat), yang bertempat tinggal di suatu wilayah yang telah dikuasai nya atas sebuah persatuan yang timbul dari rasa nasionalisme serta rasa solidaritas dari sekumpulan manusia tersebut serta mengakui negaranya sebagai tanah airnya.
B. Pengertian Negara
           Secara etimologis, “Negara” berasal dari bahasa asing Staat (Belanda, Jerman), atau State (Inggris). Kata Staat atau State pun berasal dari bahasa Latin, yaitu status atau statum yang berarti “menempatkan dalam keadaan berdiri, membuat berdiri, dan menempatkan”. Kata status juga diartikan sebagai tegak dan tetap. Dan Niccolo Machiavelli memperkenalkan istilah La Stato yang mengartikan Negara sebagai kekuasaan. Jadi, Negara adalah Satu kesatuan organisasi yang didalam nya ada sekelompok manusia (rakyat), wilayah yang permanent (tetap) dan memiliki kekuasaan yang mana di atur oleh pemerintahan yang berdaulat serta memiliki ikatan kerja yang mempunyai tujuan untuk mengatur dan memelihara segala instrument-instrumen yang ada didalam nya dengan kekuasaan yang ada.

C. Teori Terjadinya Negara
Terdapat beberapa teori antara lain sebagai berikut:
a) Teori Kenyataan, timbulnya suatu negara ketika telah terpenuhi unsur-unsur negara (daerah, rakyat, dan pemerintah yang berdaulat) maka pada saat itu juga negara sudah menjadi suatu kenyataan.
b) Teori Ketuhanan, timbulnya negara karena Tuhan menghendaki. Kalimat Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa (by the grace of god) menunjuk ke arah teori ini, walaupun bangsa Indonesia tidak menganut teori ini.
c) Teori Perjanjian, negara timbul karena perjanjian yang diadakan antara manusia yang tadinya hidup bebas merdeka, terlepas satu sama lain tanpa ikatan kenegaraan. Perjanjian ini diadakan agar ada penguasa yang bertugas menjamin kepentingan bersama dapat terpelihara. Perjanjian itu disebut perjanjian masyarakat (contract social) menurut ajaran Rousseau perjanjiandapat juga terjadi antara pemerintah negara penjajah dengan rakyat di daerah jajahan, seperti kemerdekaan Filipina pada tahun 1946 dan India pada tahun 1947.
d) Teori Penaklukan, suatu negara timbul karena serombongan manusia menaklukan daerah dan rombongan manusia lain. Agar daerah/rombongan itu tetap dapat dikuasai, maka dibentuklah suatu organisasi yang berupa negara.
Selain itu suatu negara dapat pula terjadi karena:
1) Pemberontakan terhadap negara lain yang menjajah, seperti Amerika Serikat terhadap Inggris pada tahun 1776-1783.
2) Peleburan (fusi) antara beberapa negara menjadi satu negara baru, misalnya Jerman bersatu pada tahun 1871.
3) Suatu daerah yang belum ada rakyatnya/pemerintahannya diduduki/dikuasai oleh bangsa/negara lain, misalnya Liberia
4) Suatu daerah tertentu melepaskan diri dari yang tadinya menguasainya dan menyatakan dirinya sebagai suatu negara baru (misalnya Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945).
D. Bentuk Negara
Menurut teori-teori modern, bentuk negara yang terpenting ialah negara kesatuan (unitarisme) dan negara serikat (federasi).
1. Negara Kesatuan ialah suatu negara yang merdeka dan berdaulat dimana di seluruh negara yang berkuasa hanya satu pemerintah (pusat) yang mengatur seluruh daerah.
Dalam negara Kesatuan pelaksanaan pemerintahan negara dapat dilaksanakan dengan sistem sentralisasi (segala sesuatu dalam negara langsung diatur dan diurus oleh pemerintah pusat, sedang daerah-daerah tinggal melaksanakannya) dan sistem desentralisasi (daerah diberikan kesempatan dan kewenangan untuk mengurus urusan rumah tangganya sendiri (otonom daerah) atau dikenal dengan daerah otonom.
Bentuk negara kesatuan pada umumnya mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
a. Kedaulatan negara mencakup ke dalam dan ke luar yang ditangani pemerintah pusat
b. Negara hanya mempunyai satu undang-undang dasar, satu kepala negara, satu dewan menteri dan satu dewan perwakilan rakyat.
c. Hanya ada satu kebijakan yang menyangkut persoalan politik, ekonomi, sosial budaya, serta hankam.
2. Negara Srikat (Federasi) ialah suatu negara yang merupakan gabungan beberapa negara, yang menjadi negara-negara bagian dan negara serikat itu.
E. Tujuan Negara
Secara umum ada dua tujuan negara yaitu 1) negara penjaga malam, yaitu bahwa tujuan negara adalah melindungi /menjaga keamanan rakyatnya, 2) negara kesejahteraan (welfarestaats) yaitu bahwa tujuan negara bukan semata-mata menjaga keamanan rakyatnya tapi juga ikut mensejahterakan rakyatnya tersebut.
F. Tujuan Negara RI
Sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 bahwa tujuan negara RI adalah:
1. Melindungi seluruh dan segenap bangsa Indonesia
2. Mencerdaskan kehidupan bangsa
3. Memajukan kesejahteraan umum
4. Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia
G. Pengertian Warga Negara dan Penduduk
Pengertian warga negara menunjukkan keanggotaan seseorang dari institusi politik yang namanya negara. Ia sebagai subyek sekaligusobjek dalam kehidupan negaranya. Oleh karena itu seorang warga negara senantiasa berinteraksi dengan negara, dan bertanggung jawab atas keberlangsungan kehidupan negaranya. Menurut Pasal 26 ayat 1 bahwa “yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara”.
Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia (Pasal 26 ayat 2 UUD 1945).
Dalam ketentuan UU No. 3 tahun 1946 tentang warga negara dan penduduk negara, pasal 14 ayat 1 dinyatakan “Penduduk Negara Indonesia ialah tiap-tiap orang yang bertempat kedudukan di dalam daerah negara Indonesia selama 1 tahun berturut-turut. Dengan demikian WNA dapat dinyatakan sebagai penduduk ketika yang bersangkutan telah bertempat tinggal selama 1 tahun berturut-turut. Pasal 13 UU No. 3 tahun 1946 disebutkan “bahwa barang siapa bukan warga negara Indonesia ialah orang asing”.
H. Hak dan Kewajiban Warga Negara
Pasal-pasal dalam UUD 1945 yang menetapkan hak dan kewajiban sebagai warga negara mencakup pasal-pasal 27, 28, 29, 30, 31, 33 dan 34.
Hak-hak warga negara yang substansial pada prinsipnya antara lain meliputi:
1. Hak untuk memilih/memberikan suara
2. hak kebebasan berbicara
3. Hak kebebasan pers
4. hak kebebasan beragama
5. Hak kebebasan bergerak
6. Hak kebebasan berkumpul
7. hak kebebasan dari perlakuan sewenang-wenang oleh sistem politik dan atau hukum
Sedangkan CCE (Center for Civic Education) mengajukan hak-hak individu yang perlu dilindungi oleh negara, meliputi: hak pribadi (personal rights), hak politik (political rights), hak ekonomi (economic rights)
Kewajiban warga negara merupakan aspek dari tanggung jawab warga negara (citizen responsibility/civic responsibilities) (CCE, 1994: 37).Contoh yang termasuk tanggung jawab warga negara antara lain:
1) melaksanakan aturan hukum
2) menghargai orang lain
3) memiliki informasi dan perhatian terhadap kebutuhan-kebutuhan masyarakatnya
4) melakukan kontrol terhadap para pemimpin yang dipilihnya dalam melakukan tugas-tugasnya
5) melakukan komunikasi dengan para wakil di sekolah, pemerintah lokal, pemerintah nasional
6) memberikan suara dalam suatu pemilihan
7) membayar pajakmenjadi saksi di pengadilan
9) bersedia untuk mengikuti wajib militer, dsb

DAFTAR PUSTAKA:

www.google.com
www.wikipedia.com
http://id.wikipedia.org/wiki/negara
http://id.wikipedia.org/wiki/bangsa
http://jasoniskandar.wordpress.com/2009/08/23/sistem-vancouver/
http://saepudinonline.wordpress.com 2